Timika, CartenzNews.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Seminar Awal Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (E-Unggul) untuk bidang pembangunan manusia. Kegiatan berlangsung di ruang rapat Kantor Bappeda Mimika, Jumat (17/10/2025).
Sistem E-Unggul dirancang untuk mendukung implementasi visi dan misi Pemkab Mimika 2025–2029, terutama dalam mewujudkan tata kelola program beasiswa dan bantuan studi bagi mahasiswa Orang Asli Papua (OAP) secara transparan, akuntabel, dan efisien.
Bupati Mimika Johannes Rettob dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah, Inosensius Yoga Pribadi, menjelaskan bahwa sistem ini akan memperkuat kepercayaan publik terhadap pengelolaan beasiswa serta mempercepat proses verifikasi dan pelaporan penerima bantuan.
“Sistem ini diharapkan memperkuat akuntabilitas kinerja pemerintah daerah dan mendukung pengambilan kebijakan berbasis data atau data-driven policy,” ujar Yoga.
Ia menegaskan, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi fokus utama Pemkab Mimika periode 2025–2029, sejalan dengan visi “Terwujudnya Mimika yang Responsif, Enerjik, Transparan, Terampil, Objektif dan Berdaya Saing menuju GERBANG EMAS (Gerakan Kebangkitan Ekonomi Masyarakat Adil dan Sejahtera).”
Lebih lanjut, misi tersebut diwujudkan melalui peningkatan kompetensi ASN dan masyarakat agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi.
“Pemerintah berkomitmen memberikan beasiswa dan bantuan studi bagi mahasiswa asal Mimika setiap tahun guna mencetak SDM yang unggul, mandiri, dan berdaya saing dengan semangat Papua Cerdas sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua,” jelasnya.
Yoga mengakui, dalam beberapa tahun terakhir Pemkab Mimika telah melakukan intervensi serius di sektor pendidikan dan SDM, namun masih menghadapi sejumlah tantangan seperti kurangnya transparansi, lambatnya verifikasi administrasi, dan belum terpadunya sistem pelaporan hasil studi mahasiswa.
Kondisi ini, menurutnya, membuka peluang terjadinya penyimpangan dan potensi konflik sosial akibat persepsi ketidakadilan dalam distribusi beasiswa. Karena itu, kehadiran sistem digital seperti E-Unggul menjadi solusi penting untuk memastikan keadilan dan efisiensi.
“Ketika kita berbicara tentang aplikasi, bukan sekadar membentuk sistem pemerintahan, tetapi membangun instrumen keadilan bagi masyarakat Mimika, terutama bagi OAP,” tegas Yoga.
Ia menambahkan, pendidikan harus menjadi wadah bagi OAP untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari pembangunan daerah.
“Kita ingin aplikasi ini bukan hanya sistem informasi, tetapi wadah mencetak SDM unggul, mandiri, dan berdaya saing. Saya mengajak semua peserta seminar memanfaatkan sistem ini dengan baik agar membawa berkat dan manfaat bagi seluruh masyarakat Mimika,” tutupnya. (Red)